Kau, yang memulai untuk mengakhiri hubungan yang terjalin selama ini.
Kau, yang memutuskan untuk berpaling ke orang lain.
kau, yang begitu mudahnya berkata “maaf, aku sudah mencintai orang lain”.
kemudian, suatu ketika , waktu kembali mempertemukan kita..
Kau berkata padaku “bagaimana kabarmu? bagaimana dengan kabarnya pacarmu?”
Tanpa kebohongan aku berkata “aku tidak memiliki pacar.”
Mendengar penyataanku, kau menatapku,
Tatapan membuat hatiku terasa perih, pahit , dadaku sesak rasanya,
tatapan mata yang tak akan berbohong,
tatapan mata yang menyiratkan bahwa kau masih mencintaiku,
dan begitupun diriku terhadapmu, masih, tetap, dan akan selalu mencintaimu,
namun..
sebuah logika menghampiriku, menyadarkanku,
membuatku hanya dapat terdiam untuk membalas tatapanmu itu,
karena aku tahu, aku tak lagi memiliki ruang di hatimu,
karena, hanya satu orang yang telah memenuhi seluruh isi hatimu,
dan kau sudah memilih seseorang di masa lalu,
dan itu, bukanlah diriku,
aku tersadar, kau adalah masa laluku,
aku dan kau hidup di masa sekarang,
dan masa depan sudah terbentang,
Dimana, ada kalanya,
kita harus mengorbankan perasaan untuk sebuah logika,
logika dimana, kau bukanlah milikku,
meskipun...
aku tak bisa membohongi perasaanku,
kau yang telah membuatku tidak jatuh cinta terhadap orang lain selain dirimu
karena, ruang hatiku sudah dipenuhi olehmu, cinta sejatiku hanya untukmu.
(December 29th 2010)
"bagi dunia, kau adalah seseorang.
tapi bagi seseorang, kau adalah dunianya (Anonymus).
DEAR JOHN
13.54 |





